Hari-hari ini kita belajar satu hal penting: bangsa ini tidak kekurangan amarah, melainkan hanya kekurangan arah. Jika api jalanan itu terus dipadamkan tanpa menyentuh baranya di hati rakyat, maka cepat atau lambat abu itu akan ditiup angin sejarah.
Rakyat sudah hidup dengan segala kekurangan sementara wakilnya menerima puluhan juta rupiah. Ketika api berikutnya menyala, ia bisa lebih besar, lebih sulit dipadamkan, dan mungkin membakar lebih dari sekadar gedung.
====

Dosen Universitas Muhammadiyah Parepare
Artikiel Opini ini ditulis oleh Dr. A. Hasdiansyah, M.Pd., M.A (ahasdiansyah@gmail.com), dosen Universitas Muhammadiyah Parepare. Opini ini adalah kiriman dari penulis sendiri. Isi opini adalah sepenuhnya tanggung jawab penulis dan tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi Berandaindonesia.com.