Dua narasumber lainnya adalah Yeni Rachman anggota DPRD Sulsel dari Fraksi PKS. Dari kalangan praktisi, ada Maqbul Halim. Diskusinya dipandu oleh aktivis UNM Ramly Usman.

Buku yang berisi 199 halaman ini diterbitkan oleh Subaltern Institute Kota Makassar, tahun ini (tahun 2025). Ini adalah buku pertama yang ditulis oleh Sofyan Basri. Di dunia kewartawanan, Sofyan Basri sudah lama dikenal sebagai penulis yang tajam, nyeleneh dan produktif.
Sebelum menjadi dosen di UNM, Sofyan pernah menjadi dosen selama tiga tahun di Universitas Kristen Toraja, Makale. Sofyan juga pernah menjadi seorang wartawan di media cetak dan online Harian Rakyat Sulsel. Media merupakan jaringan dari FAJAR Group.
Selama menjadi wartawan, Sofyan diserahi tanggung jawab untuk mengisi tulisan kritis pada sebuah rubrik di Rakyat Sulsel ini. Dari percikan pemikiran inilah yang mendorongkan menulis buku berjudul Sekolah Bukan Pabrik ini.
“Penerbitan dan peluncuran buku ini menjadi momen terbesar dalam sejarah hidupku. Belum ada yang sebesar ini sebelumnya,” kata Sofyan usaian diskusi buku selesai.
Sofyan memang bersungguh-sungguh tentang momen besar ini. Dia memboyong ayah dan ibu kandungnya dari Sinjai (200 km dari Makassar) ke Makassar, yaitu Basri dan Memunah. Sofyan mendatangkan mereka untuk menyaksikan momen besar ini. Istri dan seorang putrinya juga tampak di tengah acara peluncuran.