Partai Sebagai Rumah Singgah

  • Politisi yang Bolak-balik pindah partai, itu Sudah Tidak Normal

Berandaindonesia.com, Makassar–Rubrik BAPER (Beranda Perbincangan) pada kanal Youtube @beranda25, dengan tema “Partai sebagai Rumah Singgah”, telah dirilis pada Rabu, 29 Oktober 2025. Narasumbernya adalah Dr. H. Nurmal Idrus, SE, direktur Nurani Strategy Institute Makassar.

Nurani Institute adalah lembaga konsultan kampanye politik, advokasi kebijakan publik, dan survei opini publik. Seperti biasa, rubrik BAPER ini masih tetap dipandu oleh Maqbul Halim selalu penanggung jawab kanal youtube Beranda25.

Selama perbincangan, Nurmal mengemukankan beberapa tinjauan mengenai tema di atas. Redaksi mencatat kutipan pamungkas sebagai narasi utama. Yakni bahwa kalau ada politisi yang bolak-balik pindah partai, itu sudah tidak normal.

Baca Juga  Menkeu Purbaya Bekerja, yang Lain Berkecamuk

Nurmal mengakui bahwa susah menemukan partai saat ini yang kaderisasinya berhasil. Isi tas (finansial) sangat menentukan keberhasilan.

Maqbul juga melontarkan pertanyaan utama tentang fenomena politisi pindah-pindah partai. Maqbul meminta kepada Nurmal untuk menjawab, apakah dalam hal pindah-pindah itu, apakah politisinya yang jadi masalah, ataukah partainya?

Nurmal berkelakar bahwa jangan menerima orang yang suka loncat pindah-pindah partai itu. Tapi Nurmal juga mengakui bahwa kader, pengurus atau politisi partai sulit mengelak dari tawaran-tawaran luar partai yang pragmatis.

Nurmal menggambarkan politisi yang suka pindah-pindah partai ini sebagai pemain sepak bola yang bisa ditransfer. Sudah lazim pemain sepak bola pindah-pindah klub. Mungkin begitu juga politisi, pemain bola juga mempertimbangkan gaji yang akan dia terima. Selain itu, pemain bola juga mempertimbangkan apakah pemain mendapat kesempatan turun lapangan, ataukah hanya di bangku cadangan saja.

Baca Juga  Mewakili Wakil Rakyat di Depan Rakyat

Selanjutnya, Nurmal juga mengatakan bahwa tidak ada sistem kaderisasi yang paripurna di partai. Buktinya, kader partai banyak mendapatkan godaan di luar partai. Belum lagi jika partai tidak menghargai kader-kadernya, pasti kaderisasi menjadi tidak ada artinya.

Nurmal juga menyoroti soal ideologi partai. Katanya, ideologi partai itu hanya pajangan saja di anggaran dasar dan aggaran rumah tangga partai.

News