Pemanggilan Saksi Dugaan Korupsi Whoosh Masih Dikaji KPK

Pemanggilan Saksi

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Setyo Budiyanto ditemui di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Selasa (28/10). Dok: ANTARA

Berandaindonesia.com, Jakarta – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), masih menelaah rencana pemanggilan saksi dalam dugaan korupsi kereta cepat Jakarta-Bandung. Ketua KPK Setyo Budiyanto mengatakan lembaga yang ia pimpin belum memutuskan langkah lanjutan penanganan kasus ini.

Setyo menyampaikan hal tersebut saat berada di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta. Pihaknya saat ini masih melakukan pengecekan internal sebelum pemanggilan saksi dan pihak tertentu untuk dimintai keterangan.

“Ya, biasanya ditelaah dulu,” ujar Setyo, Selasa (28/10).

Pihaknya akan mengkaji setiap aduan atau informasi tambahan dari masyarakat terlebih dahulu. Direktorat terkait akan menilai informasi tersebut sebelum KPK memutuskan langkah berikutnya. Namun, Setyo mengaku belum melakukan pengecekan detail terkait perkara ini.

“Saya belum cek. Nanti pasti dari Direktorat Pelayanan Pengaduan Masyarakat akan merespons seperti apa,” katanya.

Baca Juga  Pemkot Makassar Kawal Upaya Hukum Praktik Mafia Tanah di Antang

Setyo juga menanggapi kemungkinan audit terhadap proyek kereta cepat Whoosh. Ia menyebut telah memulai penanganan perkara ini. KPK masih menunggu hasil kajian awal dari direktorat terkait.

“Baru juga (ditangani),” ucapnya.

Mahfud MD Jadi Petunjuk Penyelidikan KPK untuk Pemanggilan Saksi

Sebelumnya, mantan Menko Polhukam Mahfud MD mengungkap dugaan korupsi dalam proyek Whoosh. Ia mengunggah video di kanal YouTube pribadinya, Mahfud MD Official, pada 14 Oktober 2025. Mahfud menyebut adanya penggelembungan anggaran atau mark up dalam proyek tersebut.

Mahfud menjelaskan biaya pembangunan kereta cepat per kilometer di Indonesia mencapai 52 juta dolar Amerika Serikat. Sementara itu, biaya yang sama di China hanya 17-18 juta dolar AS. Artinya, Indonesia memiliki biaya tiga kali lebih tinggi daripada China.

Baca Juga  Banjir di Bone, 7 Kecamatan Terendam, 1 Jembatan Hanyut Terbawa Arus

“Menurut perhitungan pihak Indonesia, biaya per satu kilometer kereta Whoosh itu 52 juta dolar Amerika Serikat. Akan tetapi, di China sendiri, hitungannya 17-18 juta dolar AS. Naik tiga kali lipat,” katanya.

Mahfud kemudian mempertanyakan pihak yang menaikkan biaya tersebut. Ia juga mempertanyakan ke mana uang selisih biaya itu mengalir.

“Ini siapa yang menaikkan? Uangnya ke mana? Naik tiga kali lipat. 17 juta dolar AS ya, dolar Amerika nih, bukan rupiah, per kilometernya menjadi 52 juta dolar AS di Indonesia. Nah itu mark up, harus diteliti siapa yang dulu melakukan ini.”

News