Berandaindonesia.com, Makassar–Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Universitas Hasanuddin (Unhas) menyelenggarakan Pelatihan dan Sertifikasi Asesor Kompetensi Batch III dan IV.
Kegiatan ini berlangsung di Unhas Hotel and Convention, 1-5 Juli 2025. Jumlah peserta yang merupakan calon asesor berjumlah 47 orang.
Sebanyak 45 dosen Unhas yang telah memenuhi syarat administrasi, dan dua lainnya dari Sekolah Menengah Analis Kimia (SMAK) Makassar.
Pembukaan berlangsung pada Selasa (1/7). Komisioner Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Sektor Pendidikan Prof. Amilin.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof. Dr. drg. Muh. Ruslin, Sp.BM(K) juga menghadiri pembukaan ini. Ia didampingi jajaran manajemen LSP Unhas.
Para master asesor yang akan menjadi instruktur dalam pelatihan juga menghadiri pembukaan ini.
Ketua Panitia pelaksana Dr. Abdul Azis, menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan tindak lanjut dari penambahan ruang lingkup skema sertifikasi yang LSP Unhas kelola selama ini. Perguruan tinggi membutuhkan asesor baru untuk menyesuaikan dengan jumlah asesi.
“Saat ini ada 72 calon asesor yang dibagi dalam tiga batch untuk 38 skema baru,” kata Abdul Azis yang juga Manajer Bid. Sertifikasi LSP Asesor Unhas.
Azis menambahkan bahwa peserta pelatihan ini akan memperoleh pelatihan tentang cara melakukan asesmen. Pada akhir pelatihan akan diuji untuk memperoleh sertifikasi sebagai asesor BNSP.
Ketua LSP Unhas, Mukti Ali, ST, MT., Ph.D, juga ikut menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan persyaratan wajib untuk menjadi asesor kompetensi.
Saat ini kebutuhan terhadap asesor kompetensi sangat tinggi, karena tidak semua perguruan tinggi memiliki LSP.
“Kita berharap LSP Unhas menjadi rujukan dalam sertifikasi kompetensi, khususnya sektor pendidikan. Bukan saja di Indonesia Timur, namun juga di Indonesia. Jadi, kita rancang peta jalan pengembangan LSP Unhas yang terstruktur dan terukur,” kata Mukti Ali.
Pembentukan Konsorsium LSP Asesor
Untuk pembentukan konsorsium LSP, Amilin menjelaskan bahwa LSP Unhas merupakan salah satu LSP yang menunjukkan kemajuan paling aktif.
Dalam usia yang masih sangat muda, LSP Asesor Unhas telah dapat menyiapkan sejumlah skema sertifikasi untuk menjawab kebutuhan lulusan.
“Unhas memiliki posisi strategis. Saya sudah keliling penugasan di berbagai daerah. Berbagai LSP di pendidikan tinggi itu tergabung dalam forum yang spesifik,” kata Alimin.
Saat ini, sudah ada Forum LSP untuk PTN, untuk PTS, untuk PT Keagamaan, untuk Politeknik, dan untuk PT Muhammadiyah dan Aisyiyah. Untuk mempersatukan kelimanya, kata Alimin, pihaknya mendorong pendirian Konsorsium LSP P1, yang ketua dan sekjennya berasal dari Unhas.
“Makassar ini bisa menjadi ibukota LSP. Kalau mau belajar LSP Asesor, khususnya sektor pendidikan, maka datanglah ke Makassar, di kota ini ada Unhas,” kata Prof. Amilin.
Pada bagian lain, Prof Ruslin mengungkapkan rasa bangganya atas dukungan BNSP terhadap LSP Unhas.
Dalam penyiapan sumber daya manusia unggul, kata Ruslin, Unhas berkomitmen mengembangkan implementasi sertifikasi lulusan, sehingga mereka dapat lebih mudah terserap di dunia kerja.
“Sertifikasi lulusan ini akan meningkatkan reputasi. Alumni memiliki kompetensi dan siap memasuki dunia kerja,” ujar Prof Ruslin.
Prof Ruslin menambahkan, pihaknya menargetkan setiap satu lulusan Unhas memiliki minimal satu sertifikat kompetensi. Khusus untuk program studi vokasi, Unhas mentargetkan minimal memiliki dua sertifikat kompetensi.[Rls]