Berandaindonesia.com, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan pengalokasian sebagian dana Rp13 triliun dari pengembalian kerugian negara kasus korupsi untuk beasiswa LPDP. Kejaksaan Agung baru menyerahkan dana tersebut kepada Menteri Keuangan pada Senin kemarin.
Prabowo menyampaikan arahan ini saat membuka Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta. Presiden mengusulkan investasi dana hasil penyitaan aset koruptor untuk pendidikan.
“Uang-uang dari sisa efisiensi penghematan, uang-uang yang kita dapat dari koruptor-koruptor itu sebagian besar kita investasi di LPDP, mungkin yang Rp13 triliun disumbangkan atau Jaksa Agung ambil hari ini dan serahkan ke Menteri Keuangan, mungkin sebagian bisa kita taruh di LPDP untuk masa depan ya,” ujar Presiden Prabowo (20/10).
Dana sebesar Rp13 triliun tersebut berasal dari perkara tindak pidana korupsi pemberian fasilitas ekspor crude palm oil (CPO) dan turunannya. Kejaksaan Agung menyerahkan barang bukti sitaan dalam kasus tersebut langsung kepada pemerintah.
Presiden menyampaikan instruksi ini setelah memaparkan berbagai program pendidikan nasional. Program tersebut mencakup pengembangan sekolah rakyat, sekolah unggulan SMA Garuda, perluasan beasiswa, dan penambahan fakultas kedokteran.
Menurut Prabowo, penguatan dana beasiswa LPDP menjadi kunci untuk mencetak generasi unggul berdaya saing global. Demi memperluas jangkauan, Kementerian Keuangan ini perlu mendapat suntikan dana.
Dalam kesempatan sama, untuk mengejar ketertinggalan pendidikan dari negara lain, Presiden juga memperkenalkan program Sekolah Garuda. Program ini bertujuan mencari dan mengembangkan anak-anak berbakat dari seluruh pelosok Indonesia.
Untuk Gunakan Rp13 Triliun pada Beasiswa LPDP, Prabowo Minta K/L Cari Siswa Berbakat
Prabowo juga menekankan pencarian siswa berbakat tidak boleh hanya fokus pada kalangan menengah ke atas. Banyak anak dari keluarga sederhana memiliki kecerdasan luar biasa dan berhak mendapat kesempatan belajar dengan beasiswa penuh.
“Kita harus mencari mereka ini dan jangan anggap bahwa mereka itu anak-anak orang menengah ke atas, banyak anak orang bawah, orang miskin ternyata punya kecerdasan yang tinggi. Kita harus cari mereka,” papar Presiden.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Prabowo meminta kolaborasi antarkementerian, TNI, Polri, organisasi masyarakat, hingga yayasan pendidikan. Jaringan luas berbagai institusi ini akan memudahkan pencarian siswa berbakat hingga ke pelosok desa.
“Jadi saya minta Menteri Dikdasmen dengan bantuan Menteri Dikti, Sains dan Teknologi, Menteri Sosial, Panglima TNI, Kapolri yang punya jaringan ke desa-desa, mungkin ormas-ormas, yang punya yayasan, cari mereka ini,” kata Presiden.