DPP Golkar Panggil Pelapor Ujaran Kebencian terhadap Bahlil

DPP Golkar

Sekretaris Jenderal Partai Golkar M. Sarmuji di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Rabu (22/10). Dok: ANTARA

Berandaindonesia.com, Jakarta – DPP Partai Golkar akan memanggil pihak yang melaporkan ujaran kebencian terhadap Bahlil Lahadalia ke polisi. Terkait hal ini, DPP menegaskan tidak pernah mengarahkan untuk melakukan langkah tersebut.

Menanggapi kasus ini, Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar M Sarmuji memastikan hal itu. Menurutnya, alasan pemanggilan itu karena ia ingin mengetahui maksud para pelapor yang bertindak sendiri.

“Kita tidak tahu ya teman-teman, anak-anak muda ini tidak melakukan konfirmasi, tidak melakukan permohonan izin waktu melaporkan,” kata Sarmuji di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta (22/10).

Lebih lanjut, Sarmuji menjelaskan pihaknya akan berdiskusi dengan para pelapor tersebut. Sebab, mereka berinisiatif sendiri tanpa koordinasi dengan DPP.

Baca Juga  Prof. Zakir Sabara Angkat Bicara Tentang Rusuh di Bone

Meski begitu, Sarmuji menekankan pentingnya untuk menjaga ruang publik. Oleh karena itu, seluruh pihak berkewajiban menghindarkan ruang publik dari fitnah, rasisme, hoaks dan framing jahat.

“Saya jamin enggak, enggak ada (arahan),” katanya.

Sebelumnya, sejumlah kelompok melaporkan akun media sosial ke Bareskrim Polri. Adapun mereka menduga akun-akun tersebut menyebarkan ujaran kebencian terhadap Ketua Umum DPP Partai Golkar itu.

Salah satunya, organisasi relawan PILAR 08 melaporkan hal itu pada Senin (20/10). Di sisi lain, Bahlil juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina PILAR 08.

Berdasarkan laporan itu, Ketua Umum PILAR 08 Kanisius Karyadi mengatakan temuannya. Dia menyebut beberapa akun buzzer menyebarkan konten terkoordinasi secara masif berisi informasi palsu atau sesat.

Baca Juga  Prabowo Dukung Soliditas Golkar di Bawah Kepemimpinan Bahlil

“Tindakan para terlapor tersebut justru mengajak dan menghasut masyarakat membenci Pak Bahlil Lahadalia terlihat jelas peningkatan serangan verbal ke ranah pribadi secara individu dengan meningkatnya polarisasi di ruang publik,” kata Kanisius.​​​​​​​​​​​​​​​​

 

News