Berandaindonesia.com, Makassar–Departemen Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Hasanuddin menggelar kuliah tamu dengan menghadirkan Ian Douglas Wilson, peneliti utama di kawasan Indo-Pasifik sekaligus penulis buku Politik Jatah Preman, Rabu (28/5/2025).
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Departemen Ilmu Politik Unhas dengan penerbit Marjin Kiri, dalam rangka memperingati 20 tahun kontribusi Marjin Kiri dalam menerbitkan literatur kritis di bidang sosial, ekonomi, politik, sastra, dan sejarah.
Dalam kuliahnya, Ian Wilson membedah isi bukunya yang mengulas hubungan erat antara organisasi massa (ormas), praktik premanisme, dan dinamika kekuasaan politik di Indonesia, khususnya pascareformasi. Ia menekankan bahwa preman dan ormas bukan semata-mata pelaku kriminal, melainkan bagian integral dari sistem politik informal di Indonesia.
“Dalam konteks ini saya tidak memandang bahwa preman itu adalah sesuatu yang berdiri di luar negara, tetapi preman adalah bagian dari negara itu sendiri,” ujar Wilson yang juga merupakan dosen di Murdoch University, Australia.
Wilson menekankan bahwa negara dalam konteks ini sebaiknya tidak dipahami sebagai institusi birokratik semata, tetapi sebagai sebuah relasi kuasa. Ia menjelaskan bahwa kekerasan yang dilakukan oleh ormas preman adalah bagian dari praktik politik yang dianggap “normal” dalam sistem demokrasi Indonesia saat ini.
“Demokrasi Indonesia masih dijalankan lewat logika informal dan patronase, bukan hanya lewat institusi formal,” tambahnya.
Wilson juga menyoroti bahwa proses demokratisasi tidak serta-merta menghapus kekerasan politik. Justru dalam era desentralisasi dan kompetisi elektoral, kekuatan preman sering dimanfaatkan untuk mobilisasi massa, intimidasi terhadap lawan politik, hingga pengamanan proyek-proyek bisnis.
Kuliah tamu ini diselenggarakan secara hybrid dan dihadiri oleh mahasiswa serta dosen dari berbagai latar belakang. Diskusi berlangsung dinamis dan membuka ruang refleksi kritis terhadap kondisi demokrasi dan relasi kekuasaan di Indonesia masa kini.