45 Tahun Amerika Serikat Baru Bernyali Serang Iran

Pesawat Bomber B-2

Pesawat Pengebom B-2 (Dok: Foto Reuters)

Editorial

Sejak 1980, Amerika Serikat (AS) telah memulai hasrat kuatnya untuk menyerang Iran secara militer. Hal itu tidak pernah terjadi hingga hari Minggu baru-baru ini (22/6).

AS menanti 45 tahun untuk melancarkan hasratnya. Sebelum hari minggu itu, AS hanya selalu menumpang di Irak pada Perang Iran-Iraq (1980-1988). Atau menumpang pada Israel pada serangan-serangan insidentil ke proxy Iran di Timur Tengah.

Ketika pecah perang Iran-Iraq tahu 1980, hanya Israel yang tidak berbaris di belakang Iraq menggempur Iran selama delapan tahun.

AS, Inggris, Uni Soviet (Rusia), Francis, Jerman Barat, dan negara-negara Arab berbaris di belakang Iraq memberi sokongan militer. Seperti halnya Ukraina sekarang yang dibantu AS, NATO, Jerman, Francis, Polandia, dan Inggris, menghadapi Rusia.

Negara-negara Arab seperti Arab Saudi, Jordania, Kuwait, Mesir, Yaman, Oman, UAE (Uni Arab Emirat), di bawah orkestrasi AS, berbaris dengan rapi membantu Irak dalam perang itu selama delapan tahun.

Sembari bersatu bantu Irak dalam Perang Iran-Irak itu, AS dan Uni Soviet juga sedang berteru dalam Perang Dingin (1947-1991) dan perlombaan senjata nuklir yang jauh lebih menegangkan.

Jadi dapat dikatakan, Dunia melawan Iran pada Perang Iran-Iraq itu. Hanya negara-negara Non-Blok seperti Indonesia, Yugoslavia, India, dan lainnya yang tidak telibat pada perang delapan tahun itu.

Perang Iran-Irak pecah (1980) hanya setahun setelah Revolusi Islam Iran, yang ditandai kaburnya Raja Reza Pahlevi ke luar negeri, dan disusul kedatangan Ayatullah Khomeini di Iran dari Francis awal Februari 1979.

Itulah sebabnya, Iraq waktu itu mengasumsikan Iran sedang kacau dan lemah. Kepada Barat, AS, dan Negara-negara Arab, presiden Iraq Saddam Husain janjikan penaklukan Iran tidak lebih seminggu, paling lama sebulan. Ternyata, perang berlarut hingga delapan tahun. Tidak ada pemenang.

Raja Reza pemimpin Iran sebelum revolusi, sangat dekat dengan Negara-negara Barat dan AS. Ia disebut boneka Barat dan AS di Timur Tengah. Pemimpin kesayangan AS.

Karena AS memberikan perlindungan kepada Raja Pahlevi setelah kabur dari Iran, sekelompok mahasiswa Iran menyandera warga dan diplomat senior AS di Kedubes AS Teheran. Penyanderaan ini menjadi krisis internasional yang sangat hebat.

AS sangat terpukul dan malu, karena tidak bisa menyelamatkan sadera itu. Awal 1980, AS melancarkan operasi yang sangat rahasia untuk membebaskan sandera itu.

Tapi Garda Revolusi Iran berhasil menggagalkan operasi itu, dan membuat capres Jimmy Carter tidak terpilih lagi untuk periode kedua pada Pilpres AS 1980.

Sejak kegagalan operasi rahasia itu, AS selalu ingin menyerang Iran secara militer dan terbuka, tapi selalu trauma atas kegagalan operasi rahasia itu.

Setelah Israel memulai perang dengan Iran, dan Angkatan Udaranya menyerang sejumlah wilayah Iran selama sembilan hari, barulah AS memperoleh nyali ikut menyerang Iran pada Minggu malam (22/6).

Baik AS maupun Israel, keduanya tidak punya nyali menyerang Iran sendirian. Sejak kalah di Vietnam pada April 1975, AS tidak pernah lagi berani menyerang negara lain sendirian.

News